Keadaan Indonesia saat ini yang buruk bertambah buruk lagi ketika muncul kasus kelaparan dan gizi buruk yang semakin meningkat baru-baru ini. Berbagai daerah di Indonesia terserang kasus kelaparan dan gizi buruk. Banyak korban meninggal akibat kelaparan dan gizi buruk. Mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Anak-anak membutuhkan gizi yang cukup untuk mendapatkan kesempatan memperoleh kehidupan dan masa depan yang baik. Kemiskinan sering dianggap sebagai faktor utama dalam kasus ini. Semakin meningkatnya harga makanan pokok saat ini dan ekonomi Indonesia yang semakin buruk juga menyebabkan semakin meluasnya kasus kelaparan dan gizi buruk tersebut. Memang pada umumnya yang terjangkit kasus kelaparan dan gizi buruk adalah kalangan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan yang tidak mampu mencukupi kebutuhannya secara wajar. Mereka tidak mampu membeli bahan-bahan pokok yang bergizi yang sekarang harganya melambung tinggi. Mereka-mereka yang hidup di tempat-tempat yang kurang layak untuk dijadikan tempat tinggal.
Data FAO tahun 2006 menyebutkan ada 854 juta orang didunia menderita kelaparan kronis dan 820 juta diantaranya ada di negara berkembang. Dari jumlah tersebut lebih kurang 350 – 450 juta atau lebih dari 50 persen adalah anak-anak, 13 juta diantaranya ada di Indonesia. Sumber dari WHO menyebutkan kelaparan dan kurang gizi menyebabkan angka kematian tertinggi diseluruh dunia. Sedikitnya 17.289 nyawa anak-anak melayang setiap hari karena sebab kelaparan dan kurang gizi. ( Dari sumber http://www.rileks.com/ragam/?act=detail&artid=2052007070944).
Dengan semakin memprihatinkannya kasus ini, beberapa organisasi-organisasi dunia salah satunya adalah WFP (World Food Programme) dan Unilever Indonesia melakukan suatu program atau rencana yang bertujuan untuk meningkatkan nutrisi dan kesehatan anak usia sekolah di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Dan juga akan mengurangi kasus kelaparan dan gizi buruk diseluruh dunia.